PUTRI YANG BAIK HATI
PUTRI YANG BAIK HATI
Beribu-ribu tahun yang lalu hiduplah seorang janda dan anaknya, yang bernama Putri, mereka tinggal di pinggir hutan yang lebat. Pekerjaan mereka setiap hari mencari kayu bakar ke tengah hutan dan anaknya bekerja sebagai pengantar kue ke pedesaan. Setiap hari Putri dan Ibunya tidak kenal lelah untuk mencari uang buat makan sehari-hari.
Pada suatu hari waktu ibunya Putri pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar dan akan menjualnya ke penduduk desa tiba-tiba di tengah hutan ibunya tergelincir dan hampir saja masuk ke jurang, tapi syukurlah bajunya tersangkut di batang pohon, ibunya terus meminta tolong “tolong-tolong-tolong…!!” tiba-tiba perasaan Putri tidak enak teringat sama ibunya san Putri pun segera pulang dan memanggil-manggil ibunya “bu, Ibu , Ibu dimana?” Putri pun bergegas ke hutan untuk mencari ibunya karena jam segini biasanya ibunya sudah pulang “Bu, Ibu Ibu dimana?” terdengar suara Putri oleh ibunya dan ibunya pun menjawab kehawatiran Putri dengan suara kecil
“Put-put Ibu disini !!”
“Astaga Ibu, ayo bu naik, kenapa Ibu bisa masuk jurang”
“Ibu juga tidak tahu, tiba-tiba kaki ibu ke seleo dan tergelincir ke jurang”
“ya udah bu nggak apa-apa kan”
“Ibu nggak apa-apa, Cuma sedikit sakit saja”
“Yuk bu kita pulang ibu harus istirahat”
Keesokan harinya Putri menggantikan tugas ibunya mencari kay bakar ke hutan, dan setelah selesai mencari kayu bakar Putri bergegas untuk pulang dan mengantarkan kue-kue ke pedesaan, tiba-tiba ditengah perjalanan Putri untuk mengantarkan pesanan ada seorang kakek tua yang kesakitan karena kakinya digigit ular, Putripun langsung membantu kakek yang digigit ular dengan obat-obatan sederhana, setelah kakek itu di obati Putri mengantarkan kakek pulang ke rumah
“Kek rumah kakek dimana?”
“Oh rumah kakek di sana didekat pohon itu”
“ayo kek kita pulang, aku antarkan kakek pulang”
“makasih nak kamu memang anak yang baik hati”
“nak rumah kakek sudah dekat, kamu pulang saja kakek bisa sendiri ko”
“jangan kek kan kaki kakek masih sakit”
“Ah sudah tidak apa-apa ko nak, kamu pulang saja”
“Ya sudah kek aku pamit pulang dulu”
“hati-hati ya nak di jalan”
“ya kek”
Setelah Putri mengantarkan kakek pulang, Putri pun melanjutkan perjalanan nya ke desa dan sesampainya di rumah ibu Putri khawatir karena Putri pulangnya telat
“Nak kamu dari mana dulu?”
“Oh tadi aku menolong kakek yang kakinya sakit, dan tidak bisa pulang, jadi Putri antarkan dulu”
“Ya sudah tidak apa-apa, Ibu bangga punya anak seperti kamu, yang selalu menolong orang”
“Ah ibu bisa saja”
“Ya sudah kamu cepat mandi dan istirahat”
“Iya Bu”
Beberapa hari kemudian, Putri pergi lagi ke hutan, untuk mencari obat-obatan, karena ibunya Putri sakitnya tambah parah, Putri khawatir dengan keadaan ibunya sekarang. Ditengah hutan Putri termenung di bawah pohon dan dari kejauhan ada seorang pria yang sangat tampan dan pemuda itu menanyakan
“Putri cantik kenapa kamu bersedih?”
“ibu saya sedang sakit, lalu pangeran ini siapa?”
“Oh perkenalkan nama saya Raden Panji, panggil saja Panji”
“Iya pangeran”
“Oh iya rumah kamu di mana?”
“rumah saya di dekat sungai”
“oh iya kalau kamu ada waktu, aku harap besok kamu mau datang ke pestaku, dan aku akan meminangmu”
“Tapi pangeran, saya hanya anak seorang janda dan tidak punya apa-apa”
“sudah kamu jangan banyak alasan, tunggu saja besok, aku sendiri yang akan menjemputmu”
“tapi pangeran”
“sudah aku pamit dulu, tunggu kedatanganku besok”
Semalaman Putri gelisah tidak bisa tidur memikirkan bagaimana besok, dan ia tidak punya baju yang bagus untuk datang ke pesta itu, dan tidak terbayang kalau aku menikah dengan pangeran.
“Put kamu kenapa, ko belum tidur ?”
“Putri gelisah bu, besok ada pangeran mau datang ke sini dan mau meminang ku”
“Ya sudah kamu terima, mungkin ini jalan terbaik untuk kamu”
Keesokan harinya Putri dijemput oleh pangeran Putri pun dijadikan istrinya, dan merekapun hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik jelita dan diberi nama Kirana Larasati.
Kirana tumbuh menjadi anak yang cantik dan baik hati dia selalu menolong orang dan mereka pun hidup bahagia.
Beribu-ribu tahun yang lalu hiduplah seorang janda dan anaknya, yang bernama Putri, mereka tinggal di pinggir hutan yang lebat. Pekerjaan mereka setiap hari mencari kayu bakar ke tengah hutan dan anaknya bekerja sebagai pengantar kue ke pedesaan. Setiap hari Putri dan Ibunya tidak kenal lelah untuk mencari uang buat makan sehari-hari.
Pada suatu hari waktu ibunya Putri pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar dan akan menjualnya ke penduduk desa tiba-tiba di tengah hutan ibunya tergelincir dan hampir saja masuk ke jurang, tapi syukurlah bajunya tersangkut di batang pohon, ibunya terus meminta tolong “tolong-tolong-tolong…!!” tiba-tiba perasaan Putri tidak enak teringat sama ibunya san Putri pun segera pulang dan memanggil-manggil ibunya “bu, Ibu , Ibu dimana?” Putri pun bergegas ke hutan untuk mencari ibunya karena jam segini biasanya ibunya sudah pulang “Bu, Ibu Ibu dimana?” terdengar suara Putri oleh ibunya dan ibunya pun menjawab kehawatiran Putri dengan suara kecil
“Put-put Ibu disini !!”
“Astaga Ibu, ayo bu naik, kenapa Ibu bisa masuk jurang”
“Ibu juga tidak tahu, tiba-tiba kaki ibu ke seleo dan tergelincir ke jurang”
“ya udah bu nggak apa-apa kan”
“Ibu nggak apa-apa, Cuma sedikit sakit saja”
“Yuk bu kita pulang ibu harus istirahat”
Keesokan harinya Putri menggantikan tugas ibunya mencari kay bakar ke hutan, dan setelah selesai mencari kayu bakar Putri bergegas untuk pulang dan mengantarkan kue-kue ke pedesaan, tiba-tiba ditengah perjalanan Putri untuk mengantarkan pesanan ada seorang kakek tua yang kesakitan karena kakinya digigit ular, Putripun langsung membantu kakek yang digigit ular dengan obat-obatan sederhana, setelah kakek itu di obati Putri mengantarkan kakek pulang ke rumah
“Kek rumah kakek dimana?”
“Oh rumah kakek di sana didekat pohon itu”
“ayo kek kita pulang, aku antarkan kakek pulang”
“makasih nak kamu memang anak yang baik hati”
“nak rumah kakek sudah dekat, kamu pulang saja kakek bisa sendiri ko”
“jangan kek kan kaki kakek masih sakit”
“Ah sudah tidak apa-apa ko nak, kamu pulang saja”
“Ya sudah kek aku pamit pulang dulu”
“hati-hati ya nak di jalan”
“ya kek”
Setelah Putri mengantarkan kakek pulang, Putri pun melanjutkan perjalanan nya ke desa dan sesampainya di rumah ibu Putri khawatir karena Putri pulangnya telat
“Nak kamu dari mana dulu?”
“Oh tadi aku menolong kakek yang kakinya sakit, dan tidak bisa pulang, jadi Putri antarkan dulu”
“Ya sudah tidak apa-apa, Ibu bangga punya anak seperti kamu, yang selalu menolong orang”
“Ah ibu bisa saja”
“Ya sudah kamu cepat mandi dan istirahat”
“Iya Bu”
Beberapa hari kemudian, Putri pergi lagi ke hutan, untuk mencari obat-obatan, karena ibunya Putri sakitnya tambah parah, Putri khawatir dengan keadaan ibunya sekarang. Ditengah hutan Putri termenung di bawah pohon dan dari kejauhan ada seorang pria yang sangat tampan dan pemuda itu menanyakan
“Putri cantik kenapa kamu bersedih?”
“ibu saya sedang sakit, lalu pangeran ini siapa?”
“Oh perkenalkan nama saya Raden Panji, panggil saja Panji”
“Iya pangeran”
“Oh iya rumah kamu di mana?”
“rumah saya di dekat sungai”
“oh iya kalau kamu ada waktu, aku harap besok kamu mau datang ke pestaku, dan aku akan meminangmu”
“Tapi pangeran, saya hanya anak seorang janda dan tidak punya apa-apa”
“sudah kamu jangan banyak alasan, tunggu saja besok, aku sendiri yang akan menjemputmu”
“tapi pangeran”
“sudah aku pamit dulu, tunggu kedatanganku besok”
Semalaman Putri gelisah tidak bisa tidur memikirkan bagaimana besok, dan ia tidak punya baju yang bagus untuk datang ke pesta itu, dan tidak terbayang kalau aku menikah dengan pangeran.
“Put kamu kenapa, ko belum tidur ?”
“Putri gelisah bu, besok ada pangeran mau datang ke sini dan mau meminang ku”
“Ya sudah kamu terima, mungkin ini jalan terbaik untuk kamu”
Keesokan harinya Putri dijemput oleh pangeran Putri pun dijadikan istrinya, dan merekapun hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik jelita dan diberi nama Kirana Larasati.
Kirana tumbuh menjadi anak yang cantik dan baik hati dia selalu menolong orang dan mereka pun hidup bahagia.
Komentar
Posting Komentar